Teropongpolitik.com - Deklarasi calon Presiden 2024 kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo oleh ulama hingga cendekiawan muslim yang digelar di Bel Hotel Borneo Samarinda, Kalimantan Timur, pada Rabu (19/10), mendapat tanggapan menohok dari Politisi Partai Golkar, Andi Sinulingga yang menyindir acara tersebut bagian dari politisasi agama.
“Cie cieee, Ijtima Ulama nih yee, kebiasaan para pelaku politisasi agama,” ucapnya dikutip dari cuitan twitternya, Kamis, (20/10/2022).
Lanjutnya, dia mengatakan andai saja kegiatan itu dilakukan oleh kelompok lain, pelabelan politisasi agama akan disematkan kepada pihak tersebut.
Baca Juga: Ganjar Siap Nyapres, Novel Baswedan Singgung Kasus e-KTP: Dia Tak Termasuk yang Mengembalikan Uang
”Entar kalau pihak lain bikin acara yang sama, langsung mereka lebelin politisasi agama, tak nasionalis, tidak pancasilais dan seterusnya,” ucap Aktivis kolaborasi warga Jakarta ini.
Ia menambahkan, apabila Indonesia ingin maju, maka watak seperti harus disingkirkan. “Jika Indonesia ini ingin maju, watak begituan harus kita obati,” tandasnya.
Tak kalah menohok, netizen ramai-ramai menanggapi cuitan politisi Partai yang berlambang beringin itu. “standar ganda yg dipertontonkan”, cuit Doni_Temon**.
Baca Juga: Kemenkes Datangkan 200 Vial Fomepizole dari Singapura dan Australia
“Nuduh politik identitas itu cm unt pak @aniesbaswedan. Tp buat gerombolan ganjaris mah bukan politik identitas. Kan muke gile tuh ganjaris!”, tulis rabbani_rasyd**.
“Ini mah ulama ulamaan alias ulama amlop. Ulama beneran gak akan mungkin mendukung tokoh yg terang benderang memproklamirkan dirinya suka tontonan maksiat, apa kata dunia?? ????????”, tutur Joe_Je**.
Artikel Terkait
Mobil Terbang China Xpeng X2 Uji Coba di Langit Dubai
Jumpa Firli di Pemakaman Istri Sahabatnya, Adam WH: Tangkap Kaesang Dulu
AHY Ucapkan Terima kasih Atas Kesigapan Kadernya Bantu Masyarakat Terdampak Bencana
Ketua Umum IMI Bamsoet Dukung Pembalap Indonesia Berlaga di FIA Motorsport Games 2022
Ketua MPR RI Bamsoet Dukung Penyelesaian Kasus Praktik Kedokteran melalui Restorative Justice