Teropongpolitik.com - Setelah Resmi dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi), mantan panglima TNI Hadi Tjahjanto langsung fokus tangani sejumlah masalah perihal maraknya kasus mafia tanah.
Selain mengatasi persoalan agraria di Indonesia, Hadi Tjahjanto juga melakukan pembenahan internal dengan membuat penambahan atribut baru bagi pegawai Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).
Kepala Sekretariat Direktorat Relawan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi pada Pilpres 2019, Jay Octa menilai penambahan atribut hendaknya dimaknai sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja aparat di kementerian tersebut.
Baca Juga: AS dan Indonesia Memulai Latihan Pemeliharaan Perdamaian Garuda Canti Dharma 2022
Hal itu disampaikan Jay Octa merespon keputusan Menteri ATR/BPN, Hadi Tjahjanto yang menambahkan atribut pada seragam aparat ATR/BPN. Atribut baru tersebut berupa baret, tongkat komando dan tanda pangkat.
Menurut Jay, atribut seperti baret dan pangkat juga dipakai di kementerian lain, misalnya kementerian kesehatan dan kementerin kelautan dan perikanan. ”Aparat yang bertugas di kantor kesehatan pelabuhan juga pakai atribut seperti itu,” ujar Jay, di Jakarta, pada Jumat 29 Juli 2022.
Dia mengajak semua pihak mengedapankan sisi postif keputusan Hadi Tjahjanto itu. “Kita lihat sisi postifnya saja. Penambahan atribut itu kan untuk menambah kewibawaan. Ini menjadi energi baru agar aparat ATR/BPN lebih percaya diri dalam menjalankan tugas.
Baca Juga: Elektabilitas Demokrat Naik, AHY Cawapres Teratas
Menurut Jay, salah satu masalah yang berlarut – larut tak kunjung tuntas di ATR/BPN adalah soal mafia tanah.
“Atribut baru itu harus kita lihat lebih jauh. Antara lain dalam kaitan perang melawan mafia tanah. Dengan atribut baru itu, aparat ATR/BPN menjadi lebih percara diri,” katanya.
Dia juga mengatakan, tekad dan kemauan Hadi Tjahjanto untuk menuntaskan permasalahan di ATR/BPB, terutama sertifikasi tanah dan pemberantasan mafia tanah, tak perlu diragukan.
“Akhir -akhir ini kita lihat bersama bagaimana gebrakan mantan Panglima TNI itu kan?,” kata Jay.
Baca Juga: Polda Metro Tetapkan 30 Tersangka Terkait Kasus Mafia Tanah
Jay menegaskan, permasalahan tanah di Indonesia sangat kompleks, mafia bersindikat untuk memuluskan kerjanya. “Sehingga dengan atribut itu para petugas di daerah tidak merasa takut lagi untuk membantu rakyat kecil, seperti yang diinginkan Presiden Jokowi. Tidak ada yang berani mengintervensi mereka, “ katanya
Artikel Terkait
Ketua IKSPI Kera Sakti Lamongan Desak Polisi Tangkap Pelaku Pengeroyokan Anggotanya
Magna Charta Politika: Pasangan Anies-AHY Kalahkan Prabowo-Puan dan Ganjar-Erick
Survei Magna Charta Politika: PDIP Tertinggi, Demokrat Tempel Gerinda
Dosen FIKOM Universitas Esa Unggul Diangkat Jadi Profesor di Luar Negeri.
Menteri ATR/BPN Ancam Copot Jabatan Jajarannya yang Terlibat Kasus Mafia Tanah