Teropongpolitik.com - Gatot Nurmantyo bicara tentang kondisi perekonomian Indonesia yang terlilit utang luar biasa besar.
Secara blak-blakan, mantan panglima TNI itu menyebut sebanyak 60 persen pejabat eksekutif melakukan praktek korupsi
"Korupsi ugal-ugalan, yang 60 persen di antaranya dilakukan para eksekutif justru di saat krisis (pandemi), dimana masyarakat membutuhkan pertolongan negara," ujar Gatot Nurmantyo di pada channel Refly Harun, pada Minggu, 9 Januari 2022.
Baca Juga: Waspada! Gunung Semeru Sempat Semprotkan Awan Panas Sejauh 5.000 Meter
Praktek korupsi kata Gatot menjadikan Indonesia terlilit utang besar sehingga akan membebani generasi masa depan.
"Bangsa ini, negara ini dililit utang yang luar biasa. Sejak 2014 meningkat 2,5 kali lipat. Total utang publik, pemerintah BUMN, dan Bank Indonesia sekitar Rp13.000 triliun atau 80 persen dari PDB," ucapnya.
Sementara kata Gatot, utang pemerintah saat ini di tahun 2021 sekira Rp7.100 triliun dan akhir tahun 2022 akan mencapai Rp8.200 triliun atau sekitar 45 persen dari PDB.
Baca Juga: Ketua MPR Soroti Jatim Soal Varian Omicron
Menurut Gatot, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah memberikan peringatan kepada pemerintah tentang tingginya utang negara.
"Kondisi ini sangat serius sebagai sebuah ancaman runtuhnya perekonomian nasional yang akan menjadi beban bagi beberapa generasi mendatang," ucapnya.
Selain itu, Gatot juga menyoroti banyaknya pengangguran di Indonesia, padahal saat ini sedang bonus demografi.
Baca Juga: Mendes Ungkap Kunci Percepatan Pembangunan Desa
"Demokrasi ini yang katanya mensejahterakan rakyat, justru pengangguran pada Agustus 2021 mencapai 9,1 juta. Ini akan berdampak pada penduduk miskin," ucapnya menerangkan.
Kondisi itu kata Gatot akan menciptakan kesenjangan yang semakin lebar di antara masyarakat sehingga mengancam keadilan sosial.
Artikel Terkait
Ketua MPR Soroti Jatim Soal Varian Omicron
Waspada! Gunung Semeru Sempat Semprotkan Awan Panas Sejauh 5.000 Meter
Update Covid-19 di Indonesia, Ini Jumlahnya
PSM Makassar Tumbangkan Madura United
Mendes Ungkap Kunci Percepatan Pembangunan Desa