TeropongPolitik.com - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Bambang Beathor Suryadi menilai, saat ini Presiden Jokowi dianggap sebagai presiden yang tersesat, dan sudah tidak sejalan dengan program Nawacita yang diumbarnya saat pemilihan presiden 2014 silam.
"Jokowi Presiden yang tersesat. Cita-citanya di awal Nawacita. Kini dikuasai oligarki," kata politikus PDIP Bambang Beathor Suryadi, seperti dikutip suaranasional.com, Sabtu (1/1/2022).
Karena itu, walau sangsi, Beathor berharap ada pihak yang dapat menyelamatkan Jokowi untuk kembali ke jalan yang benar, merealisasikan janji-janjinya sesuai program Nawacita.
“Siapa yang dapat selamatkan Jokowi kembali ke jalan yang benar,” tanya Beathor.
Beathor melanjutkan, Nawacita sebenarnya adalah sesuatu yang berisi harapan rakyat. “Kekuatan harapan rakyat, bernafaskan daulat rakyat,” tegas Beathor.
Baca Juga: Dua Oknum Prajurit TNI Diduga Perkosa Perempuan di Papua
Lantas, siapa sebenarnya Beathor Suryadi? Beathor Suryadi adalah Mantan staf Kantor Staf Presiden (KSP) yang sempat dilaporkan ke polisi oleh sesama koleganya di KSP, Ali Mochtar Ngabalin.
Tuduhan yang diberikan Ngabalin adalah pencemaran nama baik terkait kasus ekspor benih lobster (benur) yang menyeret mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Edhy Prabowo.
Saat itu, Beathor menyebut Ngabalin memiliki kontribusi sebagai orang yang berperan memenjarakan Pak Edhy Prabowo. Ngabalin juga merasa dituduh jika perjalanannya ke Hawaii, Amerika Serikat, dibiayai oleh penyuap Edhy Prabowo.
Kegelisahan publik berpotensi meledak
Senada denganpernyataan Bambang Beathor Suryadi, Sosiolog dari Universitas Indonesia Tamrin Amal Tomagola menilai, pemerintahan Presiden Jokowi tanpa peduli akan tindakan dan akibatnya terus menyakiti anak bangsa.
Melalui akun Twitter pribadinya, @tamrintomagola, yang sempat mengenyam pendidikan di beberapa universitas, antara lain Sosiologi FISIP UI (1974), Univeristas Nasional Australia (M.A. bidang demografi sosial, 1982), dan Universitas Essex, Britania Raya (Ph.D. bidang sosiologi media, 1990) itu juga menegaskan, bara frustasi dan kekecewaan masyarakat kepada rezim Jokowi terus menumpuk, dan berpotensi 'meledak' jika tidak mampu dikendalikan.
Baca Juga: Pulau Bougainville Akan Jadi Tetangga Baru Indonesia
"Rejim ini tanpa peduli terus menyakiti anak bangsa dgn menyentak sumber-nafkah mereka. Bara frustrasi dan kekecewaan terus menumpuk sampe suatu saat nanti luber, meluap, dalam ledakan dahsyat!", cuit @tamrintomagola pada Sabtu (1/1/2022) lalu.
Artikel Terkait
YouTuber Hersubeno Arief Isukan Megawati Soekarnoputri Koma, Anak Buahnya di PDIP Laporkan Polisi
Pengamat Ini Apresiasi Jokowi dan PDIP, Jika...
PDIP Tak Asal Pilih Presiden 2024, Isyarat Tak Usung Ganjar Pranowo?
PDIP Serang SBY, Fahri Hamzah Membela
Survey CISA: PDIP 24,9%, Demokrat 18,8%, Golkar 13% dan Gerindra 10,5%