TEROPONG POLITIK - Juru Bicara Menteri Pertahanan (Menhan) RI Dahnil Anzar Simanjuntak memberikan kuliah umum tentang ekonomi pertahanan di hadapan ratusan mahasiswa dan aktivis kampus Universitas Muhammadiyah (UM Sumbar), di Bukittinggi, Kamis.
Turut hadir Rektor UM Sumatera Barat Riki Saputra dan Kepala Dinas Pendidikan Bukittinggi Melfi Abra dalam acara bertema "Ekonomi Pertahanan: Quo Vadis Pertahanan Indonesia, Biaya atau Investasi" itu.
Dahnil Anzar dalam penyampaiannya mengatakan ketahanan negara jauh lebih penting dibanding hanya sektor perekonomian semata.
Baca Juga: Ini Langkah Polda Tangani ART Nirina Zubir yang Gelapkan Aset Senilai Rp17 Miliar
“Keamanan dan perekonomian seringkali menjadi dua hal yang harus diberikan pilihan prioritas, mungkin banyak yang lebih memilih meningkatkan kesejahteraan ekonomi dibanding menciptakan keamanan, tapi apa guna kaya raya jika maling berkeliaran, banyak kejahatan mengancam,” ujar Dahnil.
Dahnil mencontohkan, Australia berafiliasi dan punya pakta pertahanan dengan Amerika Serikat, sementara ikatan perekonomian mereka kuat sekali dengan China, terutama di bidang ekspor impor.
“Nah, Australia akhirnya lebih memilih untuk konsisten berkoalisi dan berpihak ke Amerika Serikat dengan memperkuat pertahanan, di antaranya merancang kapal perang berkekuatan nuklir,” ujarnya pula.
Baca Juga: Data Polri Diretas Hacker, Ini Kata Polisi
Ia menyebut Indonesia punya doktrin pertahanan yang diwarisi dari para pendiri bangsa yaitu politik bebas aktif.
“Bung Hatta pernah menulis artikel berjudul Mendayung di antara Dua Karang, menjelaskan tentang politik luar negeri Indonesia. Karena sudah diatur konstitusi, maka Indonesia harus bersifat nonblok atau berpolitik secara bebas aktif,” katanya pula.
Indonesia dalam konteks pertahanan, menjaga kedekatan yang sama dengan semua negara, harus dekat dengan Amerika Serikat, harus dekat dengan China, NATO, atau Turki dan negara lainnya.
Baca Juga: Data Polri Diretas Hacker, Ini Kata Polisi
“Karena itu pula, pertahanan semesta harus dihidupkan. Alutsista harus kuat, kita tidak punya bekingan, tidak ada negara tertentu yang selain kita,” ujar mantan Ketua Pemuda Muhammadiyah periode 2014-2019 itu.
Dahnil berkisah saat ia terpilih menjadi wakil Indonesia sebagai President Asia Pacifik Youth for Peace Initiative.
Artikel Terkait
Dasco Tegaskan Gerindra Belum Putuskan Capres 2024, Prabowo Batal Nyalon?
Gerindra Klaim Prabowo Subianto Dapat Dukungan 12 Provinsi Maju Pilpres 2024
Prabowo Subianto Disebut Jadi Capres Pilihan Milenial dan Gen Z
Rocky Gerung Bela Fadli Zon Ketimbang Prabowo Subianto