TEROPONGPOLITIK.COM - Desa Balun, Kecamatan Turi telah terkenal sebagai desa Pancasila yang menjunjung tinggi keberagaman umat beragama. Desa ini sangat guyup, rukun dan toleran, terhadap perbedaan agama.
Sebagai upaya pengembangan, stakeholder Desa Balun menggelar Studi Wisata Projek penguatan Profil Pelajar SMPN 1 Pucuk, dengan Thema "Bhinneka Tunggal Ika" dengan topik "Perbedaan Menjadikan Kita Semakin Dewasa". Kegiatan ini diikuti 200 siswa SMPN 1 Pucuk yang bertempat di Desa Balun, pada Sabtu, 02 September 2023.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Kades dan Para Tokoh Agama berkenan menerima kegiatan Studi Wisata di Desa Balun yang kita kenal sebagai Desa Pancasila," kata Kepala Sekolah SMPN 1 Pucuk, Tardi melalui ketergantungan tertulisnya.
Tardi berharap, dalam kunjungan wisata ini, kiranya dapat memperoleh tentang kerukunan dan toleransi antar umat beragama yang terjaga di Desa Balun serta harmoni antara Tokoh Agama dan Pejabat desa Balun. Hal ini, kata dia, agar siswa dapat memperoleh gambaran dalam menjunjung tinggi perbedaan.
"Siswa diharapkan dapat mengetahui implementasi perbedaan ini," jelas Tardi.
Sekdes Balun, Hafidz Sa'adillah menyambut ramah kedatang rombongan SMPN 1 Pucuk di Desa Balun. Ia menyampaikan letak geografis desa yang dijuluki Desa Pancasila yang terdiri dari tiga Agama yang berbeda, yakni Hindu, Kristen dan Islam ini.
"Kami sampaikan selamat datang kepada rombongan. Dari kunjungan ini, kami berharap adik-adik dapat belajar bagimana hidup dalam perbedaan," jelas Sekdes.
Dalam kegiatan ini turut hadir Mangku Tadi (Toga Hindu), Pdt. Sutrisno (Toga Kristen), Ustadz Titis Sutarno (Toga Islam), Bripka David (Bhabinkamtibmas Polsek Turi), Serda Kholis Budi S (Babinsa Ramil 0812/03 Turi). SMPN 1 Pucuk melaksanakan mengunjungi ke 3 tempat Ibadah keagamaan yang didampingi Babinsa, Bhabinkamtibmas dan 3 tokoh agama masing-masing.

Selama kunjungan, terjadi tanya jawab para siswa dengan Para Tokoh Agama. Siswa melontarkan pertanyaan Kapan Balun Desa Pancasila didirikan, apa hambatan dan apa solusinya, serta bagaimana cara menjaga toleransi antar umat beragama di Desa Balun.
Tokoh agama pun menjelasakan secara detail terbentuknya Desa Balun sekitar tahun 1600-an atas peran besar dari Mbah Alun atau Mbah Sin Arih yang membawa ajaran Islam. Sekitar tahun 1967 masuk Agama Kristen dan Hindu di Desa Balun. Desa Balun dijuluki Desa Pancasila sekitar tahun 2012, julukan ini diberikan mahasiswa yang saat itu melakukan penelitian di Desa Balun.
"Terkait perbedaan keagamaan, hingga saat belum ada kesalahpahaman, selama ini mengedepankan peran serta tokoh Agama dan di Desa Balun sudah dibentuk Forum Komunikasi Tokoh Lintas Agama," kata Tokoh agama.
