Prabowo Subianto Punya Strategi Jitu Di Koalisi Indonesia Maju

TEROPONGPOLITIK.COM - Dalam upaya menggaet pemilih yang sebelumnya mendukung Jokowi dalam Pemilihan Presiden 2024, Prabowo Subianto mengambil langkah strategis dengan membentuk Koalisi Indonesia Maju. Langkah ini memiliki tujuan untuk memperoleh legitimasi dari basis pemilih yang sebelumnya mendukung pemerintahan Jokowi.

Ahmad Khoirul Umam, Direktur Eksekutif Indostrategic, mengamati bahwa Prabowo berusaha mengklaim legitimasi sebagai penerus arah pemerintahan Jokowi melalui penggunaan nama Koalisi Indonesia Maju. Dia berpendapat bahwa strategi ini dapat merugikan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang mendukung Ganjar Pranowo.

Dalam pandangannya, strategi ini juga dapat mengaburkan peran Ganjar Pranowo yang terkait dengan pemerintahan saat ini. Umam melihat bahwa penggunaan nama ini kemungkinan telah mendapatkan persetujuan dan restu dari Jokowi sendiri.

Menurut Umam, keputusan ini dapat memperkuat pesan politik bahwa Jokowi memberikan dukungannya kepada Prabowo dan siap untuk menghadapi PDIP dan Megawati dalam konteks politik. Oleh karena itu, nama "Koalisi Indonesia Maju" bukan hanya sekadar label, tetapi juga menjadi faktor kunci dalam pertarungan politik yang akan datang.

Ahmad Khoirul Umam juga menyatakan bahwa nama Koalisi Indonesia Maju mewakili risiko besar bagi pemerintahan Jokowi. Jika strategi ini gagal dan koalisi Prabowo kalah dalam Pilpres, ini dapat mengancam kredibilitas politik pemerintahan Jokowi.

Baca Juga: Sri Mulyani Menegaskan Kehati-hatian dalam Pembiayaan IKN

Prabowo mengumumkan nama Koalisi Indonesia Maju dalam pidato politiknya dalam peringatan HUT ke-25 Partai Amanat Nasional (PAN) di Hotel Sultan, Jakarta. Koalisi ini melibatkan Partai Gerindra, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Golkar, PAN, dan Partai Bulan Bintang (PBB).

Namun, muncul ketidakpastian terkait pengumuman ini. Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, menyatakan bahwa dia tidak dilibatkan dalam proses pemilihan nama ini. Dia juga mengakui tidak mengetahui bahwa Prabowo akan mengganti nama koalisi dalam pidatonya.

Sebelum Golkar dan PAN bergabung, koalisi antara Gerindra dan PKB dikenal sebagai Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). Perubahan ini menggambarkan pergeseran dalam dinamika politik koalisi dan meningkatnya pengaruh dalam kubu Prabowo.

Dalam pandangan lain, Aditya Perdana, Direktur Eksekutif Algoritma dan dosen Ilmu Politik Universitas Indonesia, berpendapat bahwa pernyataan Cak Imin tentang kemungkinan perpindahan koalisi hanyalah trik publisitas. Dia percaya bahwa PKB akan tetap mendukung Prabowo dan tetap menjadi bagian dari koalisi yang sama dengan Jokowi.

Selain itu, pemberian nama Koalisi Indonesia Maju oleh Prabowo juga merupakan upaya untuk mengasosiasikan dirinya dengan popularitas Jokowi. Prabowo berusaha memanfaatkan pengaruh kuat Jokowi sebagai pemimpin yang dihormati dan populer di mata pemilih.

Baca Juga: Rahasia di Dapur Anda: Solusi Alami untuk Batuk yang Membelenggu

Dengan menyematkan nama yang sama dengan koalisi pendukung Jokowi pada pemilihan presiden sebelumnya dan dengan kabinet periode kedua Jokowi, Prabowo juga ingin menegaskan bahwa arah pembangunan yang dicanangkan oleh koalisi barunya sejalan dengan yang telah dilakukan oleh Jokowi.

Dengan demikian, langkah strategis Prabowo dalam membentuk Koalisi Indonesia Maju bukan hanya langkah politik biasa, tetapi juga sebuah narasi kompleks yang mencoba menggambarkan kelanjutan pemerintahan dan arah pembangunan yang dipegang oleh koalisi yang dipimpinnya.