Teropongpolitik.com - Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah tidak lama lagi, hari-hari ini kita mulai disibukkan oleh sosok siapa yang akan menjadi calon Presiden dan calon wakil Presiden yang membawa Indonesia lebih baik lagi, serta senada dengan harapan rakyat Indonesia.
Merujuk pada berbagai hasil survei, ada tiga nama calon Presiden yang sekiranya ada pada puncak elektabilitas yakni, Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Ketiga pemuncak elektabilitas ini secara bergantian unggul di berbagai hasil survei, misalnya pada Charta Politik mengunggulkan nama Ganjar Pranowo, Indonesia Political Opinion (IPO) mengunggulkan nama Anies Baswedan dan Lembaga Survei Nasional (LSN) mengunggulkan Prabowo Subianto.
Jika memperhatikan berbagai isu dan perkembangan politik saat ini, nama calon Presiden sepertinya tidak akan lepas dari tiga nama yang santer jadi perbincangan publik, jikalau tidak terjadi distorsi politik.
Merujuk pada situasi politik dan beberapa kali pemilu pasca reformasi dan pemilihan Presiden, sosok cawapres selalu menjadi penentu kemenangan pasangan calon Presiden, mengapa demikian? Karena sosok cawapres cenderung dijadikan pelengkap untuk mengurangi isu negatif karena kelemahan basic dari Capres itu sendiri, misalkan pada periode pertama Presiden Jokowi dipilihlah Jusuf Kalla (JK) menjadi pendampingnya karena untuk menutupi kelemahan Presiden Jokowi dari sisi pengalaman, apalagi sebelum gelaran Pilpres ramai soal pernyataan JK tentang Jokowi yang bernilai negatif. Begitu pula pada periode kedua Presiden Jokowi, sosok Ma'aruf Amin dipilih untuk menutupi kelemahan Jokowi yang dinilai jauh dari kelompok Islam, sehingga mantan ketua MUI itu menjadi cawapres yang paling dipertimbangkan saat itu.
Namun, situasi psikologis publik sangat berbeda jauh hari ini, karena rakyat mulai sadar dengan kondisi demografi yang majemuk dan geografis yang sangat luas, butuh kiranya pemimpin yang bisa bekerja sama dengan baik dan mampu menjadi pelopor bagi rakyat, seperti halnya pemimpin diawal kemerdekaan, adanya sosok Bung Karno dan Bung Hatta yang kita kenal dengan kepemimpinan dwitunggal.
Lalu sosok cawapres bagaimana yang ideal?
Mari kita ulas satu persatu, jika poros Presiden kita tempatkan pada tiga nama yang santer jadi bacaan lembaga survei, siapa yang paling layak mendampingi siapa?
Baca Juga: Hasil Polling: AHY Tertinggi Paling Tepat Dampingi Anies Di Pilpres
Pada nama Ganjar Pranowo, jika tidak dicalonkan PDI-Perjuangan dan mencalonkan dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) tentunya nama Airlangga Hartarto yang paling ideal untuk mendampinginya, sebab saat menjadi Gubernur, dalam data statistik yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), kemiskinan di Jawa Tengah malah meningkat, sehingga Ganjar butuh pendamping yang mampu membantunya dalam mengelola persoalan ekonomi.
Artikel Terkait
Pengamat: AHY Keturunan Jawa Tengah dan Jawa Timur, Cocok Jadi Cawapres Anies Baswedan
Magna Charta Politika: Pasangan Anies-AHY Kalahkan Prabowo-Puan dan Ganjar-Erick
Elektabilitas Demokrat Naik, AHY: Wujud Harapan Rakyat
Bertemu Surya Paloh, AHY: Untuk Indonesia yang Makin Baik, Sejahtera Masyarakatnya
Elektabilitas Tinggi, AHY Cocok Jadi Cawapres Anies