TEROPONG POLITIK - Memang sangat disesalkan program TDM (transport demand Management) melalui skema Buy The Service (BTS) se-Indonesia, dihentikan semua mulai 1 Januari 2022. Berdasarkan surat pemberitahuan dari Kementerian Perhubungan yang terbit di ujung tahun 2021 tentang evaluasi BTS diseluruh Indonesia.
Layanan bus BTS telah diluncurkan di 7 kota besar, yaitu Palembang, Solo, Bali, Yogyakarta, Denpasar, Medan dan Makassar. Tidak hanya kota-kota besar namun kota kecil yang padat penduduknya seperti Kota Bogor dan Kabupaten Banyumas pun telah dilayani oleh bus BTS. Rencananya BTS juga akan beroperasi di Bandung dan Surabaya di tahun 2022.
Sebenarnya teramat sayang BTS dihentikan walau sementara, karena masih tahap promosi malah berhenti. Kota Bogor melalui layanan BTS bus Trans Pakuan juga berhenti layanannya yang telah berjalan selama 1½ bulan.
Baca Juga: Wali Kota Bekasi Diciduk KPK, Tak Main-Main Tanahnya Di Mana-Mana
Walau dievaluasipun sebenarnya tidak perlu dihentikan, bila dalam evaluasi ada perubahan regulasi tinggal diubah saja regulasi nya. Sangat menyedihkan bagi publik yang mulai belajar menggunakan angkutan umum memakai rute-rute TransPakuan tersebut. Sejatinya “Load factor” (LF)di koridor 2 di Bogor rata-rata tiap hari mencapai 112 %, sangat ideal.
LF di angkutan umum dapat mencapai 60 % sudah baik mendekati normal (80%). Lebih sedih lagi Trans Banyumas belum genap 1 bulan beroperasi juga dihentikan. Masyarakat Banyumas belum sempat menyoba BTS ternyata sudah dihentikan operasionalnya.
Membuat galau masyarakat karena program bus BTS tersebut dihentikan mengingat masyarakat sudah terlanjur mencintai angkutan umum massal bus BTS.
Baca Juga: Jokowi Cabut Izin 2078 Usaha Pertambangan di Indonesia
BTS dihentikan sementara isunya karena evaluasi sistem administrasi single years, akan menjadi subsidi multi-years dan akan ada aplikasi dalam pengadaan jasa di e-katalog.
Sebaiknya jika membuat kebijakan memang harus ada proyeksi kebijakan baru ke depan, alangkah baiknya semua BTS diluncurkan setelah program e-katalog selesai semua bukan sistem kejar tayang, sehingga tidak membuat publik kecewa. Jadi tidak banyak pekerjaan 2 x yang dilakukan sama, trial & error pemborosan dana & kinerja/waktu dll.
Bila demand sudah mulai terbentuk baiknya BTS tidak dihentikan, bila hanya mau ganti sistem administrasi karena bukan ganti produk. Kita ambil contoh moda KRL ataupun BRT Trans Jakarta tiap tahun selalu dievaluasi tapi tidak pernah dihentikan operasinya walau sementara.
Baca Juga: Timsel Serahkan Nama ke Presiden Untuk Calon KPU dan Bawaslu
Anggaran PSO KRL dan BRT Trans Jakarta kontrak juga single years bukan multi years. Jangan sampai nanti BTS bila sdh berganti kontrak multi years, bila kontrak sudah habis berhenti lagi menunggu evaluasi. Berhentinya BTS walau sementara sama saja “coitus eruptus” terhadap pengguna angkutan umum.
Menurut info Dishub Solo, untuk BTS Solo tetap berlanjut walau tanpa subsidi dari Pemerintah Pusat. BTS Solo masih berjalan karena pihak operator dan Pemkot Solo mau menanggung biaya operasionalnya. Sebaiknya Pemda-pemda yang mempunyai program bus BTS harus menyertakan modalnya sebagai biaya operasi BTS.
Artikel Terkait
Dasco Gerindra: Kaji Ulang Rencana Tes PCR untuk Semua Moda Transportasi