• Jumat, 22 September 2023

Faisal Basri ungkap Indonesia Dapat Bonus dari Biji Nikel

- Selasa, 8 November 2022 | 11:50 WIB
Faisal Basri (Teropongpolitik.com)
Faisal Basri (Teropongpolitik.com)

Teropongpolitik.com - Pengamat Ekonomi Faisal Basri mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki kualitas bijih nikel yang baik di dunia, tetapi 95 persen kebutuhan nikel tersebut untuk perusahaan milik China khususnya Sang-Hai dengan harga nikel 80 Dollar serta pemerintah Indonesia resmi menetapkan untuk perusahaan China 34 Dollar.

“Artinya begini, apabila bijih nikel kita terbaik di dunia harusnya jangan memprioritaskan China harusnya dipakai buat prioritas perusahaan lokal untuk kesejahteraan masyarakat,” tegas Faisal Basri dalam video yang diunggah oleh Rizal Ramli di Twitter dikutip Monitor Indonesia, Kamis (3/11).

Menurutnya dengan jumlah 95 persen produk bijih nikel diekspor ke China dengan jaminan bebas bayar pajak selama 30 tahun.

Baca Juga: Kereta Cepat Berpotensi Rugikan Negara Hingga Rp 15,6 Triliun

“95 persen produknya di ekspor ke China dan bebas bayar pajak 30 tahun, tolol itu namanya, perkarakan saya silakan pak Jokowi. Ini sudah saya bilang kemana-mana, bahkan sudah disidangkan kabinet terataskan omongan saya itu, tapi masih dipidatokan lagi, dipidatokan lagi, wah kita dapat rejeki nomplok Rp 450 T,” sindirnya.

Atas hal ini, Faisal menilain pernyataan Preside Jokowi itu adalah kebohongan yang sangat luar biasa.

“Kebohongan luar biasa itu, kita maksudnya rakyat Indonesia, China yang dapat 450 T nya itu, jadi jangan main-main urus negara pak Jokowi,” pungkasnya.

Baca Juga: Mau Tahu Perbandingan TikTok 18 Plus Mod Apk dengan Versi Biasa? Cek Di Sini

Diketahui, Indonesia diperkirakan mendapatkan ‘durian runtuh’ atau keuntungan yang besar dari sektor nikel mencapai US$ 30 miliar atau Rp 450-an triliun (kurs Rp 15.300-an per dolar AS) pada tahun ini. Keuntungan ini di dapat dari hasil ekspor nikel yang sudah dilakukan proses hilirisasi.

Bahkan, pemerintah melarang ekspor bijih nikel dan melakukan kegiatan ekspor melalui nikel bernilai tambah lewat hilirisasi.

Menteri Investasi atau Kepala Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia menyebutkan, sejak pemerintah melarang ekspor bijih nikel ke luar negeri, pemerintah mewajibkan untuk melakukan ekspor nikel melalui barang bernilai tambah lewat hilirisasi.

Baca Juga: Bersama Alumni Trisakti, Bamsoet Ajak Antisipasi Ancaman Krisis Ekonomi Global

Hasilnya, pendapatan negara dari ekspor barang bernilai tambah itu melejit secara signifikan. Bahlil merinci, pada tahun 2017 ketika ekspor dilakukan melalui barang mentah, Indonesia hanya mendapatkan US$ 3,3 miliar.

Kemudian meningkat di tahun 2021 mencapai US$ 21 miliar. “Dan tahun 2022 US$ 30 miliar,” ungkap Bahlil.

Halaman:

Editor: Bobby Darmanto

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Tips Mengelola Keuangan Secara Bijak

Selasa, 19 September 2023 | 11:07 WIB

Besaran Tarif Tol Jagorawi dan Sedyatmo Dirilis

Senin, 21 Agustus 2023 | 09:03 WIB

Impor Beras Tahap Dua 300.000 Ton Siap Masuk RI

Senin, 17 Juli 2023 | 16:21 WIB

Terpopuler

X