Kereta Cepat Berpotensi Rugikan Negara Hingga Rp 15,6 Triliun

- Selasa, 8 November 2022 | 11:45 WIB
Proyek Kereta Cepat Diteruskan Jakarta-Surabaya  (youtube.com)
Proyek Kereta Cepat Diteruskan Jakarta-Surabaya (youtube.com)

Teropongpolitik.com – Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung tak henti-hentinya dibayangi masalah finansial. Belum selesai urusan pembengkakan biaya pembangunan, proyek ini pun diperkirakan tekor atau mengalami cash deficiency dalam beberapa tahun awal pengoperasiannya.

Berdasarkan dokumen yang diperoleh TEMPO, total potensi kerugian yang terjadi pada periode 2023-2061 bisa mencapai US$ 1 miliar atau sekitar Rp 15,6 triliun.

Dari dokumen tersebut terlihat bahwa tekor keuangan yang dialami PT Kereta Cepat Indonesia China atau KCIC pada masa operasi terjadi karena arus kas dari pengoperasian sepur lebih kecil dibanding pengeluaran untuk mencicil pelunasan utang dan bunga dari biaya pembangunan proyek tersebut.

Baca Juga: Mau Tahu Perbandingan TikTok 18 Plus Mod Apk dengan Versi Biasa? Cek Di Sini

Pengeluaran yang dimaksudkan itu meliputi utang dari China Development Bank (CDB) untuk pembiayaan proyek sebelum terjadi pembengkakan (cost overrun), utang untuk pendanaan cost overrun, serta bunga utang.

Dokumen yang sama menyebutkan, pada delapan dari sepuluh tahun pertama pengoperasian kereta cepat Jakarta-Bandung, perusahaan akan tekor senilai total US$ 399 juta. Tekor pun masih akan terjadi pada sepuluh tahun kedua pengoperasian sepur kilat.

Pada periode itu, sedikitnya pada empat tahun pengoperasian kereta cepat Jakarta-Bandung mengalami defisiensi kas, dengan nilai total US$ 584 juta. Selanjutnya, pada sepuluh tahun ketiga, kerugian diproyeksikan hanya terjadi sekali, yakni pada 2047, senilai US$ 39 juta.

Baca Juga: Bersama Alumni Trisakti, Bamsoet Ajak Antisipasi Ancaman Krisis Ekonomi Global

Operasi sepur kilat baru bebas dari defisiensi kas pada periode sepuluh tahun keempat dari awal pengoperasiannya.

“Itu pun dengan estimasi jumlah penumpang bisa mencapai 100 persen target atau 31 ribu penumpang per hari. Artinya, itu adalah angka (cash deficiency) minimum,” ujar sumber TEMPO yang mengetahui seluk-beluk proyek kereta berkecepatan 350 kilometer per jam itu, kemarin (4/11/2022).

Ia memperkirakan realisasi tekor operasi kereta kencang dengan jarak 142 kilometer tersebut bisa lebih besar lantaran target jumlah penumpang sebanyak 31 ribu per hari sulit dicapai.

Baca Juga: Tanpa AHY, Anies Mustahil Menang

Kepada TEMPO, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinasi Kemaritiman dan Investasi, Septian Hario Seto, membenarkan ihwal potensi terjadinya tekor operasi tersebut.

Ia mengatakan defisit kas bisa terjadi, terutama apabila realisasi jumlah penumpang lebih sedikit dari estimasi awal alias shortfall.

Halaman:

Editor: Bobby Darmanto

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Said Didu Kritik Gelombang PHK Capai Jutaan Orang

Senin, 16 Januari 2023 | 11:48 WIB

HP 5G Paling Dicari di Tahun 2022

Minggu, 26 Desember 2021 | 17:05 WIB

HP 5G Paling Ditunggu di Awal Tahun 2022

Minggu, 26 Desember 2021 | 08:00 WIB
X