Teropongpolitik.com - Sebuah kapal selam bertenaga nuklir AS menabrak sebuah objek di bawah air di Laut China Selatan pada hari Sabtu, 2 Oktober 2021 lalu. Berita tersebut dilansir dua pejabat pertahanan Amerika Serikat.
"Sejumlah pelaut di kapal USS Connecticut terluka dalam kecelakaan itu," demikian dikatakan para pejabat pertahanan AS.
Namun dari kejadian tersebut tak satu awak kapal mengalami cedera yang mengancam jiwa, seperti dilansir dari pernyataan Armada Pasifik Amerika Serikat. Tidak jelas apa yang mungkin ditabrak oleh kapal selam kelas Seawolf saat tenggelam.
"Kapal selam tetap dalam kondisi aman dan stabil. Pembangkit tenaga nuklir dan ruang angkasa USS Connecticut tidak terpengaruh dan tetap beroperasi penuh. Insiden itu akan diselidiki," kata pernyataan itu.
Baca Juga: Indo-Pasifik Memanas, Aukus Inisiasi Delapan Kapal Selam Nuklir untuk Australia
Walau Angkatan Laut AS tidak merinci insiden itu terjadi di Laut China Selatan atau bukan, namun berdasarkan informasi yang berkembang, insiden terjadi di perairan internasional di kawasan Indo-Pasifik.
Ketegangan Indo-Pasifik meningkat
Kecelakaan itu terjadi ketika ketegangan antara AS dan China meningkat karena serangan militer China ke Zona Identifikasi Pertahanan Udara (Air Defense Identification Zone/ADIZ) Taiwan.
USS Connecticut beroperasi di perairan sekitar Laut Cina Selatan ketika AS dan sekutunya telah melakukan unjuk kekuatan multinasional besar di wilayah yang dipimpin oleh Carrier Strike Group 21 Inggris (British CSG21).
Berdasarkan informasi, operasi yang sedang berlangsung yakni latihan gabungan besar-besaran yang melibatkan kapal-kapal dari AS, Inggris, Jepang, Australia, Kanada, dan Belanda, termasuk tiga kapal induk, berlatih di dalam dan sekitar Laut Cina Selatan.
Baca Juga: Hamdan Zoelva: KLB Deli Serdang Bukan Kongres, Melainkan Kerumunan di Tengah Pandemi
Pada hari Sabtu, 2 Oktober 2021 lalu, 39 pesawat militer China, termasuk jet tempur dan pesawat angkut, memasuki ADIZ Taiwan, menyebabkan angkatan udara Taiwan mengerahkan jet dan mengerahkan rudal pertahanan udara untuk memantau pesawat.
Dua hari kemudian, China mengirim 56 pesawat ke ADIZ Taiwan dalam waktu 24 jam, jumlah tertinggi sejak pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu mulai merilis angka tersebut secara terbuka dan dapat dikonsumsi publik, tahun lalu.
"Kami sangat prihatin dengan aktivitas militer provokatif RRT di dekat Taiwan," kata Menteri Luar Negeri AS Tony Blinken kepada wartawan pada konferensi pers di Paris, Rabu, ketika ditanya tentang aktivitas China.
Artikel Terkait
Demokrat Tuding Megawati Lengserkan Gus Dur?
Bamsoet: MPR RI Serap Wacana Utusan Golongan Kembali Sebagai Anggota MPR RI
Faisal Basri: Pemerintah Harus Berani Merebut Hak Rakyat
Selebriti ini Disebut Dalam Laporan Pandora Papers Lakukan Bisnis Offshore