Indo-Pasifik Memanas, Aukus Inisiasi Delapan Kapal Selam Nuklir untuk Australia

- Minggu, 19 September 2021 | 14:35 WIB
Amerika bakal memberikan armada kapal selam nuklir dan rudal jelajah jarak jauh untuk Australia untuk mengimbangi kekuatan China di Asia Pasifik. (LombokInsider)
Amerika bakal memberikan armada kapal selam nuklir dan rudal jelajah jarak jauh untuk Australia untuk mengimbangi kekuatan China di Asia Pasifik. (LombokInsider)

Teropongpolitik.com, Jakarta - Delapan kapal selam bertenaga nuklir akan dibangun Australia, di bawah koalisi pakta keamanan Indo-Pasifik baru dengan Amerika Serikat dan Inggris.

Lahirnya gagasan untuk menginisiasi proyek delapan kapal selam bertenaga nuklir, berawal dari pertemuan antara Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, dan Perdana Menteri Australia Scott Morrison pada hari Rabu, 15 September 2021 lalu.

Pertemuan ketiga pemimpin negara tersebut menyepakati pakta pertahanan terbaru, yang diberi tajuk: AUKUS (Australia, United Kingdom, United States defence and security partnership); atau kurang lebih bermakna kemitraan pertahanan dan keamanan Australia, Inggris, Amerika Serikat.

Argumennya, "Dunia kami menjadi lebih kompleks, terutama di sini di kawasan kita, Indo-Pasifik," ujar Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, dikutip Reuters, pada Kamis, 16 September 2021.

Baca Juga: Pengamat Ini Apresiasi Jokowi dan PDIP, Jika...

Australia menjadi negara kedua yang diberi akses ke teknologi nuklir AS untuk membangun kapal selam bertenaga nuklir. Hal yang sama yang dilakukan Amerika Serikat kepada Inggris di tahun 1958.

"Untuk memenuhi tantangan ini, demi membantu memberikan keamanan dan stabilitas yang dibutuhkan kawasan kami, kami sekarang harus membawa kemitraan kami ke tingkat yang baru," sesumbar Morrison.

Dihujat dan dipuji sekutu

'Kemitraan' baru tersebut disambut baik oleh sejumlah negara, di antaranya Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern. Jacinda menyambut baik kerja sama yang fokus pada kawasan Indo-Pasifik.

"Saya senang melihat bahwa fokus telah dialihkan ke wilayah kami dari mitra yang bekerja sama dengan kami," urai Jacinda bangga.

Baca Juga: Derbi Tottenham Hotspur Vs Chelsea: The Blues Lebih Berpeluang

Namun, Jacinda juga mengatakan kapal selam itu tak akan diizinkan berlayar di perairan teritorialnya berdasarkan kebijakan bebas nuklir di negara itu.

"Ini adalah wilayah yang diperebutkan, dan ada peran yang bisa dimainkan orang lain dalam mengambil ketertarikan di wilayah kami," lanjutnya.

Berbeda dengan Selandia Baru, Menteri Luar Negeri Prancis mengutuk kerja sama pengadaan kapal selam nuklir antara AS dan Inggris dengan Australia, menuduh mereka telah melakukan kebohongan atas pakta keamanan baru dan mendorong Paris menarik kembali duta besarnya.

Halaman:

Editor: Dani Priatno PIN

Sumber: PikiranRakyat.com

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Lula da Silva Kembali Memimpin Brasil

Senin, 31 Oktober 2022 | 07:58 WIB

Ancaman Kekurangan Gizi Akibat Harga Gandum Naik

Kamis, 30 Juni 2022 | 17:53 WIB

Prancis Temukan Jenis Baru Covid-19, 'Varian IHU'

Selasa, 4 Januari 2022 | 12:18 WIB
X